TVTOGEL — Krisis bahan bakar minyak (BBM) kembali melanda wilayah Bengkulu. Dalam lima hari terakhir, antrean panjang kendaraan di seluruh SPBU Kota Bengkulu menjadi pemandangan sehari-hari. Kondisi ini mengingatkan warga pada situasi beberapa waktu lalu, saat Wakil Presiden Gibran Rakabuming sempat turun langsung ke daerah tersebut untuk menangani kelangkaan BBM.
Pantauan di lapangan menunjukkan antrean mengular hingga setengah kilometer di sejumlah titik, salah satunya di SPBU 24.382.20 Jalan Pangeran Natadirja, Kecamatan Gading Cempaka, Minggu (9/11/2025). Hanya dua mesin pengisi BBM jenis Pertalite yang beroperasi, membuat antrean kendaraan semakin padat.
“Saya sudah hampir dua jam antre, tapi masih sekitar 200 meter lagi dari dispenser BBM,” keluh Iskandar, salah satu pengendara mobil. Ia terpaksa mematikan AC mobil untuk menghemat bahan bakar sambil menunggu antrean yang tak kunjung bergerak cepat.
Warga Kesulitan Dapat BBM, Harga Eceran Melonjak
Kondisi serupa juga dirasakan Atsilah, seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Bengkulu. Ia mengaku sudah seminggu mengalami antrean panjang di berbagai SPBU.
“Bukan cuma di sini, semua SPBU di Bengkulu sama saja. Di penjual eceran juga susah dapat BBM, kalau pun ada harganya gila-gilaan, bisa sampai Rp25 ribu sampai Rp50 ribu per liter,” ungkapnya.
Kondisi tersebut membuat banyak mahasiswa dan warga dengan penghasilan terbatas kesulitan memenuhi kebutuhan transportasi harian. Selain Pertalite, stok Pertamax di sejumlah SPBU juga dilaporkan kosong.
Pihak manajemen SPBU setempat enggan memberikan keterangan resmi. Salah satu staf hanya menyebut bahwa manajer sedang tidak berada di lokasi.
Pemprov Bengkulu Pastikan Stok Aman, Tapi Distribusi Tersendat
Pemerintah Provinsi Bengkulu menegaskan bahwa stok BBM di wilayahnya sebenarnya masih aman. Pernyataan ini disampaikan oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa SPBU bersama tim dari Pertamina.
Menurut Herwan, antrean yang terjadi bukan karena kelangkaan, melainkan akibat keterlambatan distribusi BBM dari Terminal BBM Lubuk Linggau. “Cuaca di perairan Bengkulu sedang tidak bersahabat, ada badai yang membuat kapal pengangkut BBM tidak bisa bersandar di Pelabuhan Pulau Baai,” jelasnya.
Selain faktor cuaca, gangguan distribusi juga disebabkan oleh insiden di jalur darat. Sebuah truk tronton sempat melintang di jalan utama, menghambat pergerakan mobil tangki pengangkut BBM ke wilayah Bengkulu Utara dan sekitarnya.
“Jadi keterlambatan ini murni karena kendala teknis di lapangan, bukan karena stok kosong,” tambah Herwan.
Langkah Antisipasi dari Pemerintah
Pemerintah daerah bersama Pertamina dikabarkan telah menyiapkan pasokan tambahan dari Terminal BBM Lubuk Linggau yang saat ini dalam perjalanan menuju Bengkulu. Langkah ini diharapkan bisa mengurai antrean dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam beberapa hari ke depan.
Namun, warga berharap pemerintah dapat menyiapkan mekanisme pengawasan dan sistem distribusi yang lebih baik agar krisis BBM tidak berulang setiap kali terjadi gangguan cuaca atau hambatan logistik.